Atau bisa juga jadi second body. But i have to make sure hasilnya kurang lebih sama meskipun secara kualitas, selalu ada perbedaan antara kamera entry level dengan kamera profesional dan sudah fullframe.
Lensanya kit, fujinon 16-50mm f3.5-5.6, Tapi aku set selalu di 16mm karena sekalian belajar menggunakan lensa wide angle. aku lemah disitu karena ga pernah beli lensa wide.
So far, masih belum meyakinkan sama hasilnya ketika melihatnya langsung di lcd. Kedua, karena ga terbiasa pake mirrorless, rasanya ada experience motret yang hilang, yaitu ngeker di viewfinder.
Trus, belum kenal sama tombol-tombol pengaturannya, juga karakternya. Jadi... so far masih pada mode bingung, hehe...
Karakter warnanya Fujifilm ini cukup soft dan pastel, ga se-vivid canon mode default-nya. Fujifilm ini punya fitur tone warna yang film-ish seperti Astia, Provia dan lain-lain, jadi untuk beberapa fotografer yang menyukainya, biasanya mereka ga edit tone lagi, langsung SOOC (Straight Out Of Camera).
Tapi karena aku sudah terbiasa pake RAW, mode warna ini sepertinya ga begitu berpengaruh karena pada akhirnya aku akan edit lagi yang sesuai keinginanku.
Lumayan lah hasilnya mah, mungkin kalo pake lensa prime, ga pake lensa kit-nya, hasil fotonya bisa lebih baik lagi baik secara kualitas maupun karakternya.
Hopefully sih kamera ini ga kepake untuk menggantikan 5D ku, tapi karena udah ada job, harus selalu menyiapkan alternatif-alternatif biar work still getting done.




Semangat latihannya Kak, semoga hasilnya semakin bagus
ReplyDeleteJaman sekarang memang harus banyak - banyak ngulik sesuatu mas.
ReplyDeleteAku aja pernah videoshoot untuk perusahaan malah cuma pakai hp karena mendesak.
Untung aja masih acceptable.