Kalo soal menanggapi isu yang lagi viral di sosial media, apapun itu, aku selalu untuk memilih no comment and skip it. Bukannya apa-apa, tapi isi kepalaku yang dangkal ini seringkali tak punya cukup kapasitas untuk menanggapi dengan dasar yang kuat, dan seringkali... sekalinya ikut komen, suka menyesal kemudian.
Hehehehe... that happens all the time.
Trus, hati dan pikiran juga terjaga ketenangannya kalo skipping isu-isu panas yang ada di sosial media, jadi semacam ketagihan.. i prefer to be at peace. Lagian, kerjaanku juga masih banyak yang belum beres, jadi ga sempet juga membagi perhatian ke hal-hal yang ga terlalu penting buat hidupku dan keluarga.
Tapi, kalo mau bicara soal hal-hal yang membangun dan menambah isi kepala mah boleh banget. Kayak gimana caranya jadi urban farmer di lahan terbatas, atau gimana caranya merencana menu makan yang lebih sehat, atau soal fashion.. seperti apa sih pakaian yang bukan hanya bagus tapi juga bisa promoting kesehatan tubuh.
Anyway, semua pemisalan di paragraf sebelumnya sedang aku pelajari karena memang lagi tertarik.
Mimpiku saat ini ga muluk-muluk. Aku hanya ingin bisa kebeli rumah sendiri di lingkungan yg baik dan punya lahan yg cukup di belakang rumah untuk mempraktekkan ilmu-ilmu urban farming dan juga semuanya.
Hmmm, kapan ya?
Akuu Punn mas.. Kaya Puguh banget gitu yakk.. kaya isu kemarin tuh soal Chiildfree 🤣 ahhh.. yg ngomong gitu, yang komen gitu. Jadi nggak ada abis2nya.. ujungnya nggk akan pernah bertemu.. aku mah lebih ke Aku aku, kamu kamu, prinsip kamu beda ohh yaudah. That's okay 😊 gituu..
ReplyDeleteDoaku yg terbaik untuk mu Mas Ady...
nah itu mas, persis!
Deletega apa-apa kali ya lebih self centric, hehehehe....
Abisan, ngapain juga menanggapi isu begituan. Toh pada akhirnya, setiap orang menjalani hidupnya sendiri-sendiri dengan keputusannya sendiri-sendiri.
Pengen kayak mas Bayu, punya rumah trus punya kolam ikan, tetumbuhan.
Semoga ada rejekinya yaaa...
Aku paling nggak berani nebar opini di medsos, Kak, takut banget disalty-in warganet apalagi di Twitter, netizennya serem-serem banget 😂. Jadi better semua ditelan sendiri atau dijadiin bahan obrolan dengan Prikitiew wkwk. Kak Ady juga begitu nggak? Dijadiin bahan obrolan dengan Kak Panda? Btw, aku juga penganut paham seperti Bayu, prinsip masing-masing aja, nggak suka maksain prinsip sendiri ke orang lain 😂
ReplyDeleteAMIN AMIN AMIN. Semoga doa Kak Ady bisa segera dijawab oleh Tuhan ya! Pokoknya nanti kalau saatnya datang, jangan lupa update di sini 😆
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSoal CF ya. Utk urusan CF dg pelakunya menghormati saja keputusan individu...tapi menurutku kalau sampai aktif menyebarkan paham itu, red alert, krn konsekuensi sosialnya hebat. Belajar dari negara lain (Eropa, Jepan, dsb) yg jumlah penduduknya mulai minus terancam kolaps. Waktu aku di Eropa dulu itu yang namanya kota kecil atau di daerah, saat liburan udah kayak kota mati nggak ada orangnya. Anak kecil dikit banget. Kalau lihat anak kecil satu aja yang senyum banyak. Pola pikir nyaman CF sulit untuk dibalik kembali dalam waktu singkat. Ujung2 impor imigran asing lalu ada clash. Ada negara yg sudah menerapkan memasukkan imigran yg banyak tapi failed. Jadi masalah.
ReplyDeleteGood newsnya saat jumlah penduduk mulai minus seperti di Jepang, mungkin mimpi mas Ady mudah tercapai, karena seperti di Jepang akan banyak rumah kosong, penduduknya banyak yg sudah mati dan nggak ada yg beli akhirnya diambil negara. Anyway semoga tercapai ya keinginan mendapat rumahnya. Nggak usah besar-besar yang kecil saja dulu...
BALASHAPUS
*ijin nimbrung ya, Kak Ady wk*
DeleteKak Phebs, aku suka banget dengan opininya! Terima kasih banget untuk insightnyaaa! That point jarang banget dibahas orang padahal ini yang paling penting kalau udah bahas topik tsb~