Lanjut memanfaatkan long weekend. At the next day after yesterday, which at the time was called today (lol) and the name for that day is Friday. Saya mulai ketagihan jalan-jalan pagi di sekitar Alun-alun Bandung, hunting for some good moments for being captured.



Bicara tentang fotografi, pernah ga sih ngerasa bosen?--kalo saya sendiri pernah,bahkan sering. Lalu ngapain ketika bosen dan gimana caranya biar moodnya balik lagi?--Hmm..kalo lagi bosen ya diem aja, ga foto-foto. Toh fotografi kan ga tiap hari harus dilakukan semacam makan. Trus biar moodnya dapet lagi, ya gampangnya sih biarin aja ga motret, toh lama-lama juga kangennya ada lagi, trus moodnya pasti gede lagi. Kalo gak, cobain genre gaya foto lain yg belum dicoba karena ngulik itu biasanya menyenangkan, moodnya balik lagi.


Seperti saya sekarang, dalam tahun-tahun menekuni hobi fotografi, ada naik turunnya, ganti-ganti genre juga, karena kebetulan saya orangnya moody, jadi kalo lagi suka minimalist, pasti fotonya minimalist semua, kalo moodnya berubah ke macro, foto bunganya dibanyakin. Kalo lagi suka lansekap, pergi-pergi ke tempat yg pemandangannya bagus lalu difoto.
Dan sekarang kebetulan lagi seneng sama motret di jalan alias street photography. Sebetulnya ini bukan hal yang asing karena awal maen foto-foto jg ya motret ngasal di sekitar jalanan. Cuma bedanya sekarang adalah motretnya dengan pengalaman yg udah didapat dan lebih kayak ingin menceritakan sesuatu berdasarkan foto yang diambil, jadi ga ngasal dapet bagus aja. Dan ternyata yang terakhir ini lebih nyenengin.




Ini juga ga tau sampe kapan mood street photography-nya akan berlanjut, tapi yang pasti harus lanjut dong nulis photoblog-nya disini. IHIY!

Yaudah, gitu aja dulu ya. sebetulnya ada beberapa foto lagi dari hasil hunting di hari ini. tapi pasti kebanyakan kalo langsung ditambahin. Itu mah besok lagi aja lanjutnya :)

*btw, in my opinion, best to view my photoblog is on desktop or laptop. really!.

bye.
Kadang, saya ga tahu harus ngapain dengan fotografi yang selama ini saya anggap sebagai hobi yang memberi kesenangan bathin. Agak terlalu lama rasanya jeda merasakan kesenangan, kesenangan dalam melakukan fotografi untuk memuaskan diri sendiri, mengobati rindu akan rasa  yang saya dapat ketika pertama kali saya jatuh cinta dengan fotografi.

Hingga di minggu kemarin dimana ada empat hari libur, saya putuskan untuk photo hunting setiap harinya selepas sholat subuh. Foto apa?dimana?buat apa?
Dari dulu saya sangat suka dengan atmosfir dan keadaan kota di awal pagi, khususnya daerah Alun-alun Bandung. Jalanan masih kosong, hanya ada sebagian kecil mobil dan motor. Atmosfir dari jalanan yang sepi itu yang benar-benar saya suka karena entah kenapa saya ada ketertarikan dengan foto yang menunjukan kesepian, kesunyian. Maka dari itu, yang saya ingin tangkap adalah jalanan yang kosong dan hanya beberapa manusia pagi yang lalu lalang.



Oia, belakangan ini saya punya kebiasaan baru disaat ngelakuin foto hunting. Kata sebagian orang, musik bisa membawa mood tertentu dalam kita melihat sesuatu. Saya coba dengerin instrument piano yang ada di playlist spotify sambil hunting foto. It feels so good.
Rasanya tuh seperti ketika kita melihat sesuatu tapi dengan perspektif movie scene lengkap dengan backsound-nya yang melankolis. Jadinya terbawa mood tersebut dan setiap saya membidik, saya mulai membayangkan dulu mau seperti apa foto yang dihasilkan.




Dengan musik, saya dibuat bisa untuk menikmat proses yang lambat yang mana pada prosesnya, saya punya lebih banyak ruang waktu untuk memikirkan mau memotret apa dan apa yang mau disampaikan ketika memotret. Proses lambat ini mengingatkanku ketika saya masih menggunakan kamera analog (yang mana sampai sekarang masih punya kok)
Satu roll film itu ada 36 exp, dengan keterbatasan itu, kita sedikit dipaksa untuk benar-benar mengambil foto yang layak diabadikan. And i try to bring that kind of feeling while using this Digital SLR.





"Rasa itu tiba-tiba mulai naik lagi ke permukaan, pelan-pelan kita bertemu lagi."



Kebiasaan memotret seperti ini akan saya lakukan sepanjang saya masih punya tenaga dan waktu. This kind of feeling is so good. You! yes you...try listening the music while hunting moment, it's all worth it.





Okedeh, Sampai disini aja dulu postingan yang gak jelas ini, semoga bermanfaat.


Bye.


Banyak fotografer pasti setuju bahwa memotret di awal pagi atau sore hari adalah waktu terbaik untuk memotret. Seorang penikmat fotografi pasti tahu bahwa fotografi adalah mengenai cahaya. Ibarat pelukis, fotografer itu melukis dengan cahaya dan natural soft  lights adalah warna cahaya yang paling indah.
Natural soft lights dihasilkan di awal pagi sesaat setelah sunrise dan sore menjelang sunset. It is called the golden moment.

Oleh karena itu, saya yang kebetulan hobi foto-foto, paling senang dengan cuaca cerah di pagi hari dan sore hari. Saking senangnya, tiap cuaca cerah pasti inginnya hanya foto-foto, seletih apapun.
Seperti pada sore itu, dimana kebetulan keponakan saya ngajakin maen ke sawah.
Kadang, saking senengnya dengan cahaya matahari sore, suka main-main sama cahaya matahari yang masuk ke rumah dan jatuh  mengenai dinding dalam rumah.




Begitulah hasil memotret di sore hari yang cerah, foto biasa menjadi asik ketika ada cahaya matahari sore. You should try and pursue that golden moment and taking shoots as many as you like, it's all worth it.
Bulan Agustus adalah bulan yang paling menarik untuk dinikmati, karena untuk negara bermusim empat, Agustus adalah musim panas. Buat mereka, musim panas adalah musim untuk menikmati hangatnya sinar mentari dan untuk fotografer adalah musim yang paling menyenangkan untuk menikmati indahnya cahaya sunrise ataupun sunset.


Di khatulistiwa yang hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan (yang mana untuk beberapa tahun terakhir ini ga jelas waktu terjadinya), Agustus relatif aman dari musim penghujan, artinya mungkin sama seperti musim panas di daerah subtropis, we have lots of sunrise and a very less of rain and grey clouds.
Itu artinya, langit malam dengan gemerlap bintang tanpa terhalang awan akan sering terjadi. Terbitnya matahari sejak keluar dari garis horison akan bersinar dengan leluasa sampai nanti habis tenggelam sampai dibawah garis horison.
Golden lights diantara terbit matahari dan sesaat sebelum tenggelamnya akan sering terjadi.
Bulan Agustus adalah favorit saya, bisa saja sebulan penuh memotret sunrise dan sunset.
Yes, i am that in love with golden lights.




Dan pada hari itu, saya lupa tepatnya, tapi masih di bulan Agustus, sepulang kerja sekitar pukul setengah lima sore, langit begitu bersih, biru khas langit tanpa awan. Warna cahaya mentari sudah mulai menguning tanda mulai memasuki golden moments.
Untuk para fotografer, saat seperti itulah saat yang paling keren untuk memotret, golden lights ini sudah tidak sekeras cahaya tengah hari.
Selain cahayanya mulai soft, warna cahaya yang menguning juga sangat menyenangkan jika bertemu dengan permukaan kulit manusia. It never failed me, ever. Oleh karena itu, saya selalu gatal ingin memotret jika tahu sore-sore tapi langit tetap bersih. Karena itu tandanya langit jingga di penghujung hari akan terjadi, and i must capture that moment.
Oleh karena itu, ditengah perjalanan yang tadinya mau langsung pulang, karena gatalnya saya akan cahaya matahari seperti itu dan kebetulan saya gak pernah enggak untuk selalu membawa kamera, bahkan ke tempat kerja.
Maka, berbeloklah saya menuju satu tempat yang gratis, sepi, dan tinggi. Pasar Baru yang pertama terlintas.

Kenapa harus tempat tinggi?--Simply karena ingin menikmati sunset sampai tenggelamnya oleh garis horison atau masuk ke balik pegunungan. Juga ingin memotret cityscape berbalut cahaya jingga matahari sore.
Sore itu adalah sore yang paling saya nikmati setiap detiknya sepanjang saya tinggal di Bandung. Tapi tentu, sebagai penikmati fotografi, cara saya menikmati momen itu adalah melalui bidikan kamera.
Mungkin bagi beberapa orang akan berpendapat bahwa fotografer itu tidak bisa menikmati momen-momen indah yang ada karena akan terlalu sibuk dengan camera settings. Mungkin benar, tapi buat saya justru fotografi itu adalah mengenai bagaimana kita menikmati setiap detik momen tersebut karena kita harus peka pada setiap detik momen yang berlangsung tersebut dan kemudian kita mempunyai kemampuan untuk mengabadikan 'highlights' momen tersebut pada kamera yang kita punya.
Dan saya sangat menikmati sunset pada hari itu, baik untuk diri saya sendiri maupun untuk setiap bidikan yang saya ambil.
Terimakasih ya Allah atas kesempatan untuk menikmati momen tersebut dengan segala keindahannya.
Selain menikmati jingga langit dan matahari, pada sore itupun saya bertemu dengan hal lain seperti kawanan burung dan pesawat terbang. Hal biasa yang bisa kita temui setiap hari tapi menjadi sesuatu yang spesial pada waktu yang tepat.

Oke deh, sudah dulu posting pertama setelah tiga tahun tidak pernah ngepost di blog ini. Saya ga akan ngomong bahwa saya akan lebih sering ngepost disini, tapi whenever i want to share, i will blog it up here.

bye.
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home