Sepertinya, untuk kesekian kalinya... karena sekarang ini aku ingin menyajikan foto dalam bentuk slides yang bisa di-swipe kiri-kanan agar setiap foto bisa punya kesempatan untuk dinikmati secara utuh, ga terganggu foto di atasnya atau di bawahnya,

... dan setelah semingguan ini ngulik gimana caranya biar hal tersebut bisa diwujudkan di platform blogger ini yang seperti kita ketahui sangat tidak diperhatikan oleh google sebagai ownernya, dan ga nemu caranya, kayaknya aku bakal pindah lagi ke wordpress karena WP udah sangat mudah mewujudkan keinginanku agar fotonya bisa swipe-able kiri kanan.


Kadang lucu juga sih, awal ngeblog pake blogger ini, dan dalam perjalanannya hingga hari ini, selalu pundah pindah ke WP lalu balik lagi kesini lagi, semua itu karena keduanya punya kelebihan dan kekurangannya tersendiri.

Tapi untuk sekarang, sepertinya akan di WP aja, karena perkembangannya bagus, lebih modern, tools gratisannya juga udah bisa memenuhi kebutuhanku. dan landing page portfolio adynuraworks-pun pake WP, jadi akan lebih gampang kalo semuanya dalam satu tempat saja.
 

Tentu aja, yang paling bener itu sebetulnya beli domain dan hosting sendiri biar pakem, ga mudah pindah-pindah gini. tapi yaa... karena budget-nya belum ada dan gratisannya masih bisa memenuhi kebutuhan, jadi ya gratisan aja dulu deh.


Kelak, kalo fotografiku udah bisa menghasilkan cuan yang lebih stabil, will do a more professional website.


So... goodbye blogger (for now), aku ga tahu akan balik lagi atau engga, tapi yang kuharapkan adalah ga kan balik lagi, tapi jadi adynura.com aja.

Begitulah yang kutangkap dari sekian foto-foto dokumentasi traveling-nya Hideaki Hamada juga beberapa blog post teman blogger seperti misalnya dari Adnabilah atau aplatefortwo-nya mbak Justin.




Foto-foto traveling itu biasanya akan berbeda tiap orangnya meski tempatnya sama, karena cara tiap orang melihat sesuatu atau tempat itu bisa berbeda. Dan sangat bisa jadi itu sangat tertuang dari cara kita memotret dan mengabadikan momen ketika traveling.



Mindset itulah yang coba kuterapkan di foto-foto kali ini. Tetep Bandung, tepatnya di braga menuju Pasar Baru. Aku ingin membuat kepingan-kepingan puzzle dari tempat tersebut yang kalo dilihat secara keseluruhan akan memberikan satu persepsi utuh tentang bagaimana aku melihat Braga - Pasar Baru di hari Minggu kemarin.


Di momen ini pula, aku mulai berani untu menyapa orang yang kutemui di jalan dan meminta foto, meski itupun terjadi ketika perjalanan mau usai, hehe.. (maksain ketika mau beres, duh)



Tapi, berbekal itulah... aku jadi tahu, ternyata mereka fine-fine aja kalo aku minta foto, seperti yang sudah terbiasa, sudah dimaklumi, sering terjadi. Kayaknya, next street photo akan lebih berani untuk minta foto orang, hehe...


So, here's the photos, tell me what you think? dan kalo punya request-an, kira-kira next menjelajah fotoin tempat mana ya di Bandung?






























fotoku dan foto mamang bandros yg ngelewat di rumah.

Setelah beberapa kali (ga banyak) foto portrait orang, aku seriusan jadi ingin melanjutkan untuk bikin self-assignment project. Apalagi setelah kemarin nonton youtube-nya interviewing fotografer magnum, jadi makin takjub dan pengin lebih menseriusi foto dokumentasi yang beneran mendokumentasi seorang figur dengan cerita dan kehidupannya yang tertuang dengan foto-fotoku.


Jadi pengennya tuh kolaborasi dengan seseorang, dia membolehkanku datengin rumah atau studio kerjanya (kalo ada) atau dimanapun tempat yg paling menggambarkan dirinya, sambil ngobrol, sambil foto-foto dia dan apapun yg berhubungan dengannya.



Aku ga tahu apakah project self-assignment ini bisa terwujud atau engga untuk sekarang-sekarang, tapi itu akan jadi bucketlist project fotografiku yg mesti terwujud entah kapan. 


foto Mukti dan keponakanku yg baru wisuda

foto Caesar Damara dan adik ipar yang juga baru diwisuda

Ga disangka ternyata cukup nagih juga foto portrait, rasanya lebih hidup, dapetinnya lebih berasa accomplishment-nya, entah kenapa.

Previous PostOlder Posts Home