2026: from Survival to thriving

Leave a Comment

 

menuju rumah makan sunda bernama 'salam' di daerah pegunungan Sumedang

Sekitar satu jam lima belas menit lagi, secara masehi, angka tahun akan bertambah satu dari 2025 menjadi 2026. Nothing special about it, tapi karena ini adalah satuan waktu yang disepakati secara keumuman, maka tidak ada salahnya untuk menjadikannya ukuran untuk berencana.


2025 adalah tahun keduaku sebagai pengangguran dari pekerjaan fulltime, tapi juga fulltime sebagai freelance photographer.


Secara finansial sangat naik turun, tergantung job foto yang kudapatkan di tiap bulannya, tiap minggunya.


Kadang bisa cukup untuk makan 2 minggu ke depan, kadang mesti pinjam lagi ke ibu hanya agar bisa makan sehari-hari hingga ke tanggal aku dapat job foto lagi dan mendapatkan lagi uang... untuk makan.


2025 untukku adalah tentang apa sebenarnya arti cukup untuk hidup (makan saja).
2025 untukku adalah tentang how to survive financially, tapi juga thriving di networking, thanks to Seni Tani community.


Kurang lebih satu jam lagi, pergantian tahun dari 2025 ke 2026. Aku tidak akan jauh menatap, hanya semoga di tiga bulan pertama ini, aku bisa melakukan yang terbaik sebagai fulltime worker.


Yap! setelah dua tahun menganggur dari pekerjaan formal 8-5 senin-jumat, akhirnya di awal 2026 ini aku akan memulai lagi petualangan sebagai karyawan 'tua' berumur 39.


Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi di tiga bulan percobaan ini, karena sudah dua tahun ini aku kaya secara waktu, i have all the time. Ga ada mesti berangkat kerja, masuk jam 8 pagi dan pulang jam 5, ga ada excitement menunggu weekend hanya untuk menikmati waktu off from work.


I really have all the time in my life dan bekerja adalah sesuatu yang kutunggu-tunggu (job foto).


Karena itu, adaptasi waktu adalah PR pertamaku, juga tentang umurku yang semoga masih relevan dengan kebutuhan perusahaan.


2026 besok, aku berharap bisa step up dari surviving menjadi thriving. Keep on surviving with my fulltime job, dan thriving menjadi seorang part-timer freelance photographer.


Bismillah, dan terima kasih.




Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment

blogging itu kadang rasanya kriik..kriiik.. tapi dengan adanya komen, even just one short saying, will mean the world! really!