Aku menginginkan itu kembali.

Dalam sepi aku sendiri. selalu melihat diri dan berkaca, apa yang sudah aku lakukan dalam hidup. Umurku sudah menjelang seperempat abad namun belum ada satu capaian yang telah aku raih. Kata orang, setiap manusia lahir sebagai pemenang. Ketika pembuahan, ada jutaan sperma yang bersaing dan berlomba demi mendapatkan satu ovum agar bisa bertransformasi menjadi sepotong daging yang bernyawa yang mereka bilang adalah janin, cikal bakal manusia.

Ya, aku setuju kalau logikanya seperti itu. Mungkin itu alasannya ketika kita keluar dari liang peranakan seorang wanita langsung meronta, berteriak penuh energi sebagai ekspresi satu kemenangan hebat yang diiringi tangisan penuh kebanggaan dan kebahagiaan karena bisa menjadi sesuatu, yaitu.... anak manusia. Anak Adam.

Ketika bayi, kerjaanku hanya tidur dan tidur. mungkin bermimpi tentang masa depan yang hebat atau mungkin juga hanya karena ingin menyimpan energi untuk masa depan yang penuh tantangan dan kerja keras dan itu pasti menyita banyak energi.

Kubuka mata untuk melihat, kugunakan telinga untuk mendengar dan ketika itu, aku sangat hebat dalam belajar, semua aku serap dan langsung tersirat dipikiranku yang polos.

Saat itu, aku tidak kenal apa itu letih atau sakit, aku tidak kenal rasanya tidak bersemangat, aku tidak tahu apakah itu pesimis dan aku juga tidak tahu apa itu kegagalan. Yang aku tahu hanya belajar, belajar dan terus belajar.

Aku belajar untuk berbicara, aku belajar untuk merangkak kemudian berjalan sampai akhirnya berlari dengan penuh kebahagiaan dan kebanggaan. Mustahil rasanya jika ketika aku lahir langsung bisa berbicara dan berlari. Semua itu ada prosesnya dan ketika itu aku senang menjalani semua prosesnya.

Ketika belajar merangkak, bukan tidak mungkin kalau aku pasti sering terjatuh dan terluka. Yang aku tahu hanya menangis jika ada yang tidak nyaman dengan badanku, mungkin itu yang mereka bilang dengan rasa sakit.

Untungnya saat itu aku tidak mengenal arti kegagalan, patah semangat dan malas. Aku terus berusaha tanpa kenal lelah, air susu ibu dan tidur adalah obat manjur penghilang rasa lelahku.

Dan, waw... aku berhasil untuk merangkak kemudian berjalan dan berlari. Itu semua aku lakukan karena aku ingin dan aku berusaha untuk mendapatkan yang aku inginkan.


Ternyata baru kusadari bahwa aku telah melakukan banyak  keberhasilan dalam hidupku dan aku tidak akan mau melupakan semua itu. Mungkin berhasil berjalan adalah hal sepele untukku sekarang tapi pada waktu kecil, itu adalah sesuatu yang besar dan bahkan sangat membanggakan.

Tapi, kemanakah sifat-sifat menakjubkan yang aku punya pada waktu bayi itu? Apakah tersapu oleh angin waktu yang tanpa pandang bulu menghilangkan semua itu atau ternyata akulah yang menghilangkannya sendiri karena aku anggap itu semua sudah tidak berguna lagi?

Aku menginginkan itu semua kembali dan aku harus bisa. Aku ingin menjadi bayi lagi dalam usaha aku untuk mewujudkan yang aku inginkan. tanpa kenal lelah, pantang menyerah.

Aku menginginkannya kembali.

 

No comments:

Post a Comment

blogging itu kadang rasanya kriik..kriiik.. tapi dengan adanya komen, even just one short saying, will mean the world! really!