Seperti Filosofi Kopi

  Hari ini gue belajar sesuatu dari buku.

Tadi siang gue ma cewe gue nongkrong di salah satu kafe di BIP, alasan gue ketemuan dan nongkrong ma cewe gue di kafe adalah karena cewe gue mau ngerjain tugas kampus dan perlu koneksi internet juga jadi satu-satunya yg bisa gue fikirkan adalah mandi di sungai bersama kebo-kebo (ya enggak lah..).ya pastinya ke kafe. Jadi dia pinjem laptop gue buat ngetik dan koneksi internet juga yang didapat dari fasilitas WIFI gratis yg selalu ada di kebanyakan kafe di Bandung.

Sebelum acara ngerjain tugasnya dimulai, kita makan dulu. Gue pesen nasi ma ayam goreng saja dan cewe gue yang katanya masih kenyang karena sudah makan dulu di rumah, jadinya cuman pesen spaghetti porsi anak-anak (baca:porsi small) . Singkat cerita acara makan pun sudah selesai dan kitapun dengan bahagianya ada dalam keadaan kenyang. hehehe….

Dengan berakhirnya acara makan dan sedikit ngobrol-ngobrol maka dimulailah cewe gue mengerjakan tugasnya sendiri, gue gag pernah bantu banyak tentang tugas-tugas kampus cewe gue soalnya gue gag ngerti plus males juga, btw just for the record cewe gue kuliah di jurusan farmasi dan gue sendiri di jurusan Teknik Informatika, cukup jauh kan?!dan akhirnya kita saling berdiam diri sibuk dengan kesibukan masing-masing. Cewe gue sibuk dengan tugasnya yg ga gue bantu, sedang gue?gue sibuk minum minuman soda gue yg belum habis. tapi karena merasa tak mau kalah dan ga mau ngelamun sambil ngeces nungguin cewe gue ngerjain tugas, akhirnya karena kebetulan juga gue inget kalo gue punya buku baru yg belum gue baca sama sekali maka gue baca aja itu buku baru.

Masih terbungkus plastik transparan layaknya buku baru yg emang benar-benar baru, gue lihat gambar covernya yaitu gambar biji-biji kopi hampir di seluruh kertas cover tersebut dan ditengah-tengahnya ada tulisan yang merupakan judul dari buku tersebut dan judulnya adalah…
FILOSOFI KOPI, kumpulan cerita dan prosa satu dekade yg ditulis oleh Dewi Lestari.

Dan mulailah gue baca, sekilas gue baca kata pengantarnya yg kebanyakan adalah komentar terhadap karya sang penulis dan rating tentang buku ini.
Chapter 1, judulnya sama dengan judul bukunya yaitu Filosofi kopi. singkat cerita, inti ceritanya adalah tentang seorang pecinta sejati kopi yang juga seorang barista (peracik kopi profesional) yang membuat kopi dengan sepenuh hati dan menurutnya setiap jenis kopi memiliki karakternya masing-masing.

Contohnya yaitu seperti Cappucino, jenis kopi ini adalah kopi yang paling genit, cocok buat orang yang menyukai keindahan sekaligus kelembutan, sangat dibutuhkan standar penampilan yg tinggi, tidak boleh terlihat sembarangan bahkan kalau bisa dibuat seindah mungkin.

Lalu bagaimana dengan kopi tubruk?kopi tubruk adalah kopi yang lugu, sederhana namun sangat memikat bila mengenalnya lebih dalam. Inti dari kopi ini adalah pada aromanya, makanya kalo meminumnya hendaknya harus dihirup dulu aromanya sehingga lebih tercapai rasa dan keindahan kopinya.

Trus kalo kopi macet ada ga?secara kan kopi tubruk aja ada *ape hubungannya ontaaa…..!!*

Ehm, kembali ke topik…

Seperti Filosofi kopi, kita pun mempunyai karakter masing-masing yg sangat kuat dan berbeda satu sama lain bahkan kita jauh lebih berwarna daripada kopi. Intinya adalah jika kopi pun perlu perlakuan pas dan tepat dalam menikmatinya agar didapat hasil yg maksimal dari potensi yang terdapat dalam setiap jenis kopinya maka begitupun manusia.

Jangan lihat orang lain dulu, kita adalah pemimpin bagi kita sendiri dan kita sendiri yg paling tahu tentang diri kita sendiri. Intinya, kita tahu harus melakukan apa dan harus bagaimana terhadap diri kita sendiri pada segala situasi dan perasaan. maka, jika kita sudah tepat memperlakukan dan menghargai diri sendiri seperti memakai kolor dibawah udel dan topi diatas kepala (ya iya lah…!!) maka layaknya kopi Cappucino atau kopi tubruk tersebut yang bisa membahagiakan si penikmat kopi tersebut, kita pun sebagai manusia bisa memberi apa yang bisa kita beri kepada orang di sekitar kita dengan menjadi diri sendiri dan mendapatkan kebahagiaan saat memberi.

Maka, jadilah diri sendiri dan tulus menjalani…….

No comments:

Post a Comment

blogging itu kadang rasanya kriik..kriiik.. tapi dengan adanya komen, even just one short saying, will mean the world! really!